TARAKAN– Kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) SMA Hang Tuah dibuka secara resmi kemarin (23/7), di Lapangan Apel Mako Lantamal XIII. Berbeda dengan sekolah lainnya, kegiatan PLS tersebut melibatkan pihak Lantamal XIII yang berkolaborasi dengan pihak sekolah.
Kadispotmar Lantamal XIII Mayor Laut (P), Roni Sutadi menegaskan, Bintal Juang Remaja Bahari (BJRB) tahun 2016 merupakan program tahunan yang dilaksanakan oleh lantamal XIII yang bekerja sama dengan pihak SMA Hang Tuah. “Pada dasarnya, ini adalah kegiatan untuk membina generasi muda,” ungkapnya.
Dijelaskan, BJRB bertujuan sebagai wadah pembinaan bagi generasi penerus cita-cita bangsa, karena materi pembinaan diorientasikan kepada peningkatan seperti kesadaran bernegara, hukum, dampak penyalahgunaan narkoba dan obat-obat terlarang, pengenalan Kapal Perang (KRI), dan berbagai giat lainnya.
“Jiwa berkebangsaan juga harus ada di dalam setiap diri siswa,” ujarnya.
Utamanya, lanjut Roni, akan lebih ditekankan ke dalam situasi darurat narkoba dengan cara memberikan materi kepada BJRB berupa penyuluhan dalam hal penyalahgunaan narkotika, kenakalan remaja, juga di dalamnya terdapat materi tentang kerukunan beragama.
“Mereka juga akan mendapatkan materi tentang semua agama, jadi semuanya mengetahui bahwasannya agama yang ada di Indonesia adalah agama yang sah, sehingga akan terjalin kerukunan antara umat beragama,” tuturnya.
Bukan hanya itu, juga ada kegiatan outbound sebagai jalinan hubungan keakraban diantara siswa, serta adanya kerja sama dan kekompakan dalam kegiatan kebaharian. “Nanti juga ada latihan mengenai kegiatan mendayung, juga akan dinaikkan di kapal perang KRI yang nanti akan dilaksanakan di dermaga TNI angkatan laut lantamal XIII di Mamburungan,” ujarnya.
Roni Sutadi menjelaskan, beberapa unsur KRI yang berada di provinsi Kaltara yang melakukan operasi Ambalat juga akan kami perkenalkan kepada mereka, tentang bagaimana sikap dan mental kebaharian yang didalamnya, serta beberapa kegiatan untuk membentuk karakter bangsa supaya cinta tanah air. “Kegiatan ini sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi pengaruh kegiatan yang bersifat mengintervensi, terutama negara tetangga yang terdekat dengan Indonesia,” ungkapnya.
Roni juga menegaskan, bahwa tidak ada perploncoan dalam kegiatan ini. Kegiatan ini mengacu kepada petunjuk dan teknik yang sudah dibuat oleh TNI angkatan Laut dan juga mengacu kepada peraturan menteri pendidikan, yang mana kegiatan Masa Orientasi Sekolah (MOS) sudah tidak boleh lagi dilaksanakan. “Kegiatan yang melenceng daripada kegiatan pendidikan tersebut sudah tidak boleh lagi dilaksanakan,” tegas Roni Sutadi.
Kegiatan ini adalah murni kegiatan pengenalan lingkungan sekolah yang sudah dilaksanakan di seluruh Indonesia terhadap peserta didik baru. Kegiatan pembinaan ini juga terlaksana di setiap tahun ajaran baru.
“Panitia sendiri terdiri dari sekolah dan dari lantamal XIII yang mencakup seluruh satuan kerjanya,” imbuhnya.
Kepala Sekolah SMA Hang Tuah Tarakan Yusmini, menyambut positif adanya kegiatan ini, karena ini adalah program kerja sama sekolah dengan pihak Lantamal XIII. “Muaranya tujuan kegiatan ini yaitu untuk pembentukan karakter bangsa,” ujarnya.
Karena itu kami mengundang Wali Kota Tarakan, Forkopimda Kota Tarakan, para kepala SMA se-kota Tarakan, agar nantinya diharapkan dapat berkolaborasi bersama-sama dalam pembangunan Kota Tarakan. “Siswa yang terlibat didalam kegiatan ini berjumlah 221 siswa baru di SMA Hang Tuah,” pungkasnya.(*/asf/aan)
http://kaltara.prokal.co/